BULAN CERAH BULAN KELABU
Oleh Muhlasin, S.Pd
Pernah sepulang solat maghrib dari masjid, saya menunjukkan bulan yang masih sabit kepada putriku. Saya membopongnya sementara isteriku membawakan tas mukenanya. Tapi komentarnya ternyata di luar dugaanku dan barangkali beberapa orang yang pulang bersama kami.
“Pak, bulannya rusak ya?” begitu celotehnya sambari menunjuk bulan sabit di ufuk barat kami. Kontan saja kami tertawa mendengarnya.
Memang, bulan sangat menarik untuk dibicarakan. Satelit bumi ini telah mengilhami penyair-penyair profesional maupun amatiran yang sedang belajar membuat syair sejak dulu dan mungkin kelak saat kiamat. Beberapa penulis lagu dan penyanyinya juga sering mendendangkan benda langit kuning itu.
Bagi beberapa orang, dia menjadi lambang keindahan, kecantikan dan keanggunan. Tentu kita sering mendengar ungkapan ketika seotrang pria merayu pujaan hatinya: wajahmu bagaikan bulan purnama. Dan yang dirayu pun cuma bisa menunduk malu. Tersipu. Lantas bila rayuannya bisa berujung pernikahan akan datang tawaran selanjutnya: berbulan madu. Ah, manis sekali. Bulan ada madunya! Bahkan bulan yang satu ini menjadi peket bisnis yang menggiurkan bagi para pengelola hotel dan pariwisata.
Ternyata terminologi bulan madu sudah bukan menjadi monopoli pengantin baru. Kini, dalam dunia politik dikenal pula istilah bulan madu. Bila satu partai berhasil memenangkan pemilu karena didukung koalisi partai, pada awal-awal pemerintahan koalisi partai itu akan menikmati bulan madu. Tapi, seperti halnya pasangan suami-istri yang makin lama kehilangan manis bulan madunya, pertengkaran dan mungkin perselingkuhan akan terjadi. Lebih parah lagi bisa berujung perceraian.
Legenda yang berkaitan rembulan juga telah ada. Pernahkah Anda mendengar kisah seekor kelinci yang karena tulus berkorban pada seorang pertapa lantas diabadikan oleh seorang peri-bidadari dengan memahatkan siluetnya di bulan purnama? Cobalah sesekali Anda mengamati bulan purnama dan barangkali Anda pun akan menemukan siluet kelinci tersebut. Tapi kalau tidak menemukan jangan lantas memvonisnya sebagai tahayul atau cerita omong kosong. Karena, sekali lagi, itu cuma sekadar cerita pengantar tidur atau pelepas lelah.
Secara ilmiah, keberadaan bulan ini sudah diajarkan semenjak sekolah dasar. Di tingka ini, guru kelas sudah mengenalkan pengaruh bulan terhadap bumi. Dikatakan, saat bulan purnama air laut mengalami pasang naik. Bahkan dalam dunia seksologi keberadaan sang rembulan ini juga menjadi perhatian. Konon, manakala purnama penuh, libido manusia meningkat berlipat-lipat dibanding saat langit gelap gulita tiada sang bulan.
Namun, ternyata tidak selamanya bulan menggambarkan keindahan. Tidak percaya? Allah, dalam Alquran, melarang hambanya yang beriman berhubungan intim manakala si isteri sedang datang bulan. Ah, ternyata ketika bulan mendatangi isterinya, sang suami mesti gigit jari beberapa hari!
Ketidakindahan bulan tidak hanya dialami seorang suami, tapi banyak orang turut merasakannya. Dalam ekonomi keluarga manakala sedang tanggung bulan, seorang istri sebagai manajer keuangan mesti berpikir ulang untuk membelanjakan uangnya. Maklum, tanggal tua alias tanggung bulan.
Dalam lingkungan kerja, baik di kantor negeri maupun swasta para pegawai pun memasang wajah “kelabu” jika menginjak tanggung bulan. Lain bila awal bulan alias tanggal muda. Wajah cerah, sumringah, dan melakukan tugas atau kewajiban penuh semangat 45. Maklum sedang tiba saatnya bulan merah jambu.
Bulan-bulan yang dinantikan para PNS, TNI-Polri adalah bulan Agustus saat Presiden menyampaikan nota keuangan di hadapan para wakil rakyat yang konon terhormat. Yang dinanti adalah apakah pemerintah akan menaiikkan gaji mereka? Kalau naik, berapa persen? Ketika dinyatakan naik bukan main senang mereka. Lain halnya dengan perekonomian mikro. Ibu-ibu rumah tangga, rakyat kecil maupun buruh justru menjerit sakit. Mau tak mau mereka harus menerima kenaikan harga yang diperhalus istilahnya (eufemisme) menjadi penyesuaian harga.
Tapi penyesuaian harga ini ternyata tidak melulu pascakenaikan gaji PNS. Buktinya, saat bulan Ramadan tiba harga-harga kebutuhan merangkak naik dan mencapai klimaksnya menjelang lebaran. Kalau yang ini konon berdasarkan hukum pasar, yakni permintaan meningkat dan persediaan terbatas maka dengan sendirinya harga ikut naik.
Namun demikian, meski semua kebutuhan naik, terlepas apakah masyarakat paham adanya kartel ekonomi atau tidak, mereka tetap bersuka cita menyembut bulan yang penuh berkah ini. Marhaban, ya Ramadan....
Selengkapnya...
puisi melayu
Jumat, 19 November 2010
Contoh esai sosial
Soal Sastra Indonesia kelas XI Bahasa
PEMERINTAH KOTA SALATIGA
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
SMA NEGERI 1 SALATIGA
Jalan Kemiri 1 (0298) 326867 Salatiga
LEMBAR SOAL
TES TENGAH SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009
Mata Pelajaran : Sastra Indonesia
Kelas / Program : XI/ Bahasa
Hari, Tanggal : Senin, 27 April 2009
Waktu : 09.30 – 11.00 (90 menit)
Bacalah penggalan cerpen berikut!
Aku tahu emak tentu tidak akan datang. Tidak mau, katanya tidak pantas. "Sekolah itu kan tempat priyayi Iho, Gus.Emakmu ini apakah,. ndak ilok kalau berada di tempat itu."
"Oalah, Mak, Mak! Priyayi itu zaman dulu, sekarang ini orang sama saja, yang membedakcm itu kan isinya," aku menekan telunjuk ke keningku.
"Itulah Gus yang Emak maksudkan priayi. Emak tidak mau ke tempat yang angker itu. Nanti Emakmu ini hanya akan jadi tontonan saja, karena plonga-plongo kayak kerbau.Kasihan kamu, Gus."
(Agus Fakri H, Emak yang Perkasa)
1. Watak tokoh Emak dalam penggalan cerpen di atas adalah ....
A. jujur, baik, pengertian
B. rendah hati, rendah diri
C. tidak sombong, baik, optimis
D. penuh pengertian, lugu
E. rendah hati, lugu, penuh pengertian
Cermati penggalan cerita rakyat di bawah ini!
Tetapi Sangkuriang tidak mengakui wanita jelita itu sebagai ibunya. "Bagaimana mungkin engkau puteri remaja mungil itu, menjadi ibu aku yang tinggi besar serta perkasa! Tentu akalmu saja untuk menolak lamaranku maka engkau mengatakan hal itu."
"Tidak, engkaulah anakku! Anak yang pernah kukandung dalam rahimku, lalu kulahirkan sendiri. Engkau anak yang dahulu kususui pada dadaku kutimang dengan tanganku."
"Engkau boleh berkata semaumu, tetapi aku menolak pengakuan bahwa aku ini anakmu. Aku adalah laki-laki yang mencintaimu dan sekarang melamarmu untuk dipersunting sebagai istriku."
2. Nilai moral yang terdapat dalam penggalan cerita di atas adalah ....
A. Anak yang selalu membantah kehendak orang tua
B. Anak yang tidak mau menuruti nasihat orang tua
C. Anak yang melupakaji orang tuanya.
D. Anak yang selalu, membanggakan keberhasilan dirinya
E. Anak yang berbohong untuk kepuasan dirinya
Cermatilah penggalan cerpen berikut!
Kalau begitu mengapa Syarifudin meninggal pada hari kedua, setelah dia disunat? Darah tak banyak keluar darilukanya. Syarifudin kan juga penurut. Pendiam. Setengah bulan, hampir, dia mengurung diri karena kau mengatakan kelakuan abangnya sehari sebelum disunat itu. Aku tidak percaya jika hanya oleh melompat-lompat dan berkejaran sebelum malam penuh. Aku tidak percaya itu. Aku mulai percaya desas-desus itu, tentang dukun-dukun yang mengilu
luka sunatan anak-anak kita. Aku mulai yakin, mereka menaruh racun di pisau dukun-dukun itu.
Kalau benar begitu, apalagi yang sekarang mereka sakitkan hati? Aku telah lama mengubah sikapku. Tiap ada derma, aku sumbang. Tiap kesusahan, aku tolong. Tidak seorang dari mereka yang tidak kuundang dalam pesta tadi malam. Kau lihatkan, tiga teratak itu penuh mereka banjiri. Aku yakin mereka telah menerimaku, memaafkanku.
(Hamzad Rangkuti, Panggilan Rasul)
3. Tema atau pokok masalah yang tersirat dalam penggalan cerita pendek di atas adalah ....
A. Dampak kekikiran, ketamakan, keangkuhan, dan kesombongan.
B. Kekikiran, ketamakan, keangkuhan, dan kesombongan yang diperbuat dukun.
C. Kesadaran untuk mengubah sikap dari tidak baik menjadi baik.
D. Kepercayaan adanya kematian dikaitkan dengan guna-guna dari dukun.
E. Ganjaran/balasan bagi orang yang kikir, tamak, sombong, dan angkuh.
Penggalan di bawah ini untuk soal no. 4 dan 5
“Aku tak berdosa, tak ada yang harus aku akui kata, pikir Sanip. Aku tak punya dosa yang mesti aku akui, kata Talib dalam hatinya. Aku tak punya dosa, kata Sutan pada dirinya.
Buyung menyuruh hatinya dan pikirannya diam, jangan mengingatkannya pada dosa-dosanya.
Pak Haji juga demikian.
(Muchtar Lubis, Harimau-Harimau)
4. Watak tokoh Sanip, Talib, Sutan, Buyung, dan Pak Haji dalam kutipan novel
tersebut adalah ....
A. munafik
B. jujur
C. penakut
D. sabar
E. alim
5. Penggambaran watak tokoh Sanip, Talib, Sutan, Buyung, dan Pak Haji dalam
kutipan novel tersebut digambarkan pengarang melalui ....
A. penjelasan langsung (tertulis)
B. dialog antartokoh
C. tanggapan tokoh lain terhadap tokoh utama
D. pikiran-pikiran dalam hati tokoh
E. lingkungan di sekitar tokoh
Perhatikan kutipan berikut!
Pak Balam kemudian terdengar berkata dengan suara seperti orang mengigau, ”Awas, harimau itu dikirim oleh Tuhan untuk menghukum kita yang berdosa – awas harimau – dikirim Allah – awas harimau – akuilah dosa-dosa kalian – akuilah dosa-dosa kalian – akuilah dosa-dosa kalian.”
(Muchtar Lubis, Harimau-Harimas)
6. Amanat yang tersirat dalam kutipan tersebut adalah ...
A. Setiap orang pasti mempunyai dosa, mulai dari dosa kecil sampai dengan dosa besar.
B. Dosa yang telah dilakukan oleh seseorang tidak akan dapat disembunyikan, pasti akan ketahuan.
C. Akui dan minta ampunlah atas dosa yang telah diperbuat karena Tuhan pasti akan membalas perbuatan dosa itu.
D. Tidak baik menutup-nutupi dosa orang yang telah dilakukan karena suatu saat dosa itu pasti akan diakui juga.
E. Hindarilah dirimu dari segala dosa karena Tuhan akan menghukum orang yang berbuat dosa tersebut.
Mereka melihat harimau melepaskan Pak Balam dan terus berlari, menghilang ke dalam hutan yang gelap. Dengan cepat mereka berlari ke tempat Pak Balam terbaring. Dalam cahaya samar-samar dari pohon kayu yang menyala, mereka melihat betapa kaki kiri Pak Balam hancur betisnya karena gigitan harimau, daging dan otot betisnya koyak hingga kelihatan tulangnya yang putih dan darah mengalir amat banyak.
Pak Balam koyak-moyak, dan seluruh badannya penuh dengan luka-luka kecil dan gores-gores merah kena duri, batu, dan kayu ketika dilarikan harimau. Mukanya berdarah. Darah keluar dari hidungnya, dari mulutnya. Pak Balam kelihatannya pingsan, tak sadar diri, dia hanya terbaring di sana mengerangngerang.
(Muchtar Lubis, Harimau-Harimau)
7. Latar Novel Harimau-Harimau, karya Muchtar Lubis:
1) malam hari
2) cahaya bulan samar-samar
3) di kegelapan malam
4) berduka dan berkabung
5) kritis dan mencekam
Latar yang sesuai dengan kutipan yang tersaji pada ringkasan tersebut adalah ....
A. nomor 1, 2, dan 3
B. nomor 2, 3, dan 4
C. nomor 3, 4, dan 5
D. nomor 1, 2, dan 4
E. nomor 1, 3, dan 5
Tak lama kemudian Wak Katok menyusul aku, dan kami berangkat ke tempat persembunyian. Aku tak pernah menanyakan kepada Wak Katok apa yang terjadi dengan Sarip. Aku tahu apa yang terjadi. Wak Katok kembali ke pondok dan membunuh Sarip dan melempar Sarip ke sumur. Ini aku ketahui kemudian setelah pemberontakan dikalahkan oleh Belanda. Tetapi, aku tak pernah membicarakannya dengan Wak Katok. Sejak hari itu hingga saat ini, barulah kini aku menceritakan hal ini.
(Muchtar Lubis, Harimau-Harimau)
8. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam kutipan novel tersebut adalah ....
A. orang pertama tokoh utama
B. orang pertama sebagai pengamat
C. orang pertama dan orang ketiga
D. orang ketiga serba tahu
E. orang ketiga terarah
Dari sebuah kantung di dalam keranjang besarnya, Wak Katok mengeluarkan daun ramu-ramuan. Mereka membersihkan luka-luka Pak Balam dengan air panas dan Wak Katok menutup luka besar di betis dengan ramuan daun-daun yang kemudian mereka membungkus dengan sobekan kain sarung Pak Balam. Wak Katok merebus ramuan obat-obatan sambil membaca mantera-mantera, dan setelah air mendidih, air obat dituangkan ke dalam mangkok dari batok kelapa.Setelah air agak dingin, Wak Katok meminumkannya kepada Pak Balam sedikit demi sedikit.
(Muchtar Lubis, Harimau-Harimau)
9. Masalah yang diungkapkan dalam kutipan tersebut adalah ....
A. kesetiakawanan
B. pengobatan
C. pengkhianatan
D. kebudayaan
E. penderitaan
“Beberapa bulan lagi Badri akan genap tiga puluh tahun. Dibandingkan dengan angkatannya, ia sudah dipandang sangat terlambat memperoleh istri. Bukan karena telunjuknya bengkok atau kopong, melainkan karena idealismenya yang meluap-luap dalam lapangan sosial dan kebudayaan. Ketika ia menyadari bahwa perjuangan takkan selesai meski ia akan hidup terus sebagai jejaka, namun untuk memperoleh seorang istri tidaklah begitu mudah baginya. Ada tiga macam halangan yang tak begitu mudah ditemus akal sehatnya.”
10. Tokoh Badri dalam penggalan cerpen di atas berwatak....
A. terlalu perhitungan
B. idealis
C. berprinsip
D. sangat emosional
E. sombong
Puisi berikut untuk soal nomor 11 - 14
Sajak Palsu
Selamat pagi pak, selamat pagi bu, ucap anak sekolah
dengan sapaan palsu. Lalu mereka pun belajar
sejarah palsu dari buku-buku palsu. Di akhir sekolah
mereka terperangah melihat hamparan nilai mereka
yang palsu. Karena tak cukup nilai, maka berdatanglah
mereka ke rumah-rumah bapak dan ibu guru
untuk menyerahkan amplop berisi perhatian
dan rasa hormat palsu. Sambil tersipu palsu
dan membuat tolakan-tolakan palsu, akhirnya pak guru
dan bu guru terima juga amplop untuk sambil berjanji palsu,
untuk mengubah nilai-nilai palsu dengan
nilai-nilai palsu yang baru. Masa sekolah
demi masa sekolah berlalu, mereka pun lahir
sebagai ekonom-ekonom palsu, ahli hukum palsu,
ahli pertanian palsu, insinyur palsu. Sebagian
menjadi guru, ilmuwan atau seniman palsu. Dengan gairah tinggi
mereka menghambur ke tengah pembangunan palsu
dengan ekonomi palsu sebagai panglima palsu. Mereka saksikan ramainya perniagaan palsu dengan ekspor
dan impor palsu yang mengirim dan mendatangkan
berbagai barang kelontong kualitas palsu.
11. Tema puisi di atas adalah ...
A. kritik sosial
B. nasionalisme
C. keberadaban
D. demokrasi
E. budaya korupsi
”... terperangah melihat hamparan nilai mereka yang palsu ...”
12. Majas yang digunakan penyair pada baris di atas adalah ....
A. Metafora
B. Hiperbola
C. Paradoks
D. Personifikasi
E. litotes
13. Nada dan suasana yang tergambar dalam puisi di atas adalah ....
A. ejekan dan bangga
B. sindiran dan keprihatinan
C. sadisme dan penuh kebencian
D. sinisme dan kepalsuan
E. cemooh dan krisis
14. Imaji yang paling kuat ditimbulkan dari puisi di atas adalah ....
A. Demokrasi telah terbangun dalam kancah politik.
B. Runtuhnya pemerintahan akibat ketidakadilan.
C. Berbagai kepalsuan terjadi dalam kehidupan di negeri ini namun sering tidak disadari.
D. Krisis terjadi karena kebobrokan moral bangsa
E. Demi kepentingan pribadi, ketidakjujuran merupakan hal biasa.
Bacalah puisi berikut dengan cermat!
Derai angin kadang datang tiba-tiba
Meluruhkan dedaunan dan menusuk
batang-batang kayu jati
Dia berkata pada daun:
Jangan sedihkan layunya
helaimu yang menguning
Sedihkan saat manusia
mencabik dan mematahkan dahan
tempatmu bergantung
Dian R.
15. Amanat puisi di atas adalah …
A. Kayu jati perlu dilindungi.
B. Setiap pepohonan perlu dipelihara agar tidak layu.
C. Manusia hendaknya tidak merusak keseimbangan lingkungan.
D. Manusia jangan sedih apabila mendapati pepohonan yang rusak.
E. Dahan pepohonan tidak boleh diganggu.
Puisi berikut untuk soal nomor 16 dan 17
Malam Lebaran
Bulan di atas kuburan
(Sitor Situmorang)
16. Pengindraan yang dipakai oleh pengarang adalah ….
A. Penglihatan
B. Peraba
C. perasa
D. penciuman
E. pendengaran
17. Pengarang melambangkan kegembiraan pada puisi di atas dengan kata ….
A. malam dan kuburan
B. di atas kuburan
C. kuburan dan malam
D. kuburan dan lebaran
E. bulan dan lebaran
Bacalah puisi berikut dengan cermat!
Penyair Penggung
Untuk Landung Simatupang
Tubuhnya lebih dari puisi,
penuh getar dan getir bunyi.
Sekali ia menyentuh panggung,
waktu seakan dihajar terung.
Di remang ruang tubuhnya menyala,
sehingga sunyi terlihat jelas posturnya.
(2004)
karya Joko Pinurbo,”Kekasihkku”
18. Penginderaan pendengaran ditunjukkan dengan kata….
A. menyentuh panggung
B. dihajar terung
C. tubuhnya menyala
D. sunyi
E. terlihat jelas posturnya
19. Matakata
Matakata menyala terlihat jelas di mata pena
(2004)
karya Joko pinurbo,”Kekasihku”
Kata “menyala” dalam puisi di atas melambangkan….
A. kesedihan
B. penerangan
C. kegembiraan karena datang seorang penolong
D. kemarahan
E. keputusasaan
Tuhan Telah Menegurmu
Karya Apip Mustofa
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
lewat perut anak-anakmu yang kelaparan
Tuhan telah menegurmu
lewat semayup suara adzan
Tuhan telah menegurmu dengan telah cukup menahan kesabaran
lewat gempa bumi yang bergoncang
deru angin yang meraung-raung kencang
Hujan banjir yang melintang pukang
Adakah aku dengar?
20. Suasana yang tergambar dalam puisi di atas adalah….
A. sunyi
B. sepi
C. prihatin
D. putus asa
E. marah
Bacalah puisi berikut dengan cermat!
Doa
O Bapak Kapak
beri aku leher-leher panjang
biar kutetak
biar ngalir darah resah
ke sanggup laut
Mampus
Sutardji Calzoum Bachri
21. Tema dari puisi di atas adalah…
A. Seseorang yang memohon umur panjang agar bisa menebus dosanya.
B. Seseorang yang ingin kembali kepada Tuhan.
C. Seseorang yang mendoakan bapaknya.
D. Seseorang yang mendekatkan diri kepada Tuhan.
E. Seseorang yang memohon ampunan kepada Tuhan.
Puisi berikut untuk soal nomor 22 - 24
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tiada terlihat orang yang lalu.
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri, Laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia.
Teruslah, o, Teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat,
Biarpun engkau tidak diminati
Engkau pun turut menjaga jaman.
( Sanusi Pane)
22. Tema puisi di atas adalah….
A. Keindahan
B. kegembiraan
C. kepahlawanan
D. kekaguman
E. kesedihan
23. Amanat yang ingin disampaikan dalam puisi “Teratai” adalah…
A. Rela disisihkan dan diabaikan untuk memajukan bangsa.
B. Para pahlawan ibarat bunga teratai yang dikagumi orang.
C. Hargailah jasa para pahlawan yang telah membela bangsa.
D. Bunga teratai dan seroja adalah bunga yang disukai orang.
E. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
24. Baris puisi “Teratai” yang menyatakan bahwa ajaran Ki Hajar Dewantara yang sangat bermanfaat pada setiap orang adalah…
A. Daun bersemi, Laksmi mengarang.
B. Seroja kembang gemilang mulia.
C. Tersembunyi kembang indah permai.
D. Akarnya tumbuh di hati dunia.
E. Engkau pun turut menjaga jaman.
Adapun Maharaja Rawana ini telah mendengar warta kabar orang akan isteri Seri Rama, tuan putri sekuntum Bunga Setangkai namanya, pada negeri Tanjung Bunga, terlalu baik parasnya dan manis sebarang lakunya, tiadalah tolok bandingnya seluruh negeri Tanjung Bunga itu.
(Hikayat Seri Rama)
25. Dari penggalan hikayat di atas, isi paragraph tersebut adalah…
A. Perselingkuhan Maharaja Rawana dengan Tanjung Bunga.
B. Keterkenalan Tanjung Bunga akan cantik paras dan lakunya.
C. Kehebatan Maharaja Rawana.
D. Jatuh cintanya Maharaja Rawana pada Tanjung Bunga.
E. Kecantikan Tanjung Bunga yang terkenal kemana-mana.
Maka berapa lamanya, maka Hujah Maimun itu menjadi lima belas tahun, maka dipinangkan oleh Hujah Mubarok anak seorang saudagar, amatlah kayanya, dalam Negeri Ajam itu juga, dan anaknya itu amatlah elok parasnya, namanya Bibi Zaenab. Maka Hujah Maimun itu dinikahkan dengan anak saudagar itu. Maka duduklah Hujah Maimun berkasih-kasihan dengan istrinya Bibi Zaenab itu.
(Hikayat Bayan Budiman)
26. Dari penggalan hikayat di atas, tema yang tepat adalah…
A. Pernikahan yang dipaksakan.
B. Nikah muda Hujah Maimun.
C. Pengelanaan cinta Hujah Maimun.
D. Pernikahan atas ketentuan orang tua.
E. Orang tua yang terallu otoriter.
Setelah datangnya umurnya Hujah Maimun lima tahun, maka terlalulah baik pekertinya serta bijaksana. Maka diserahkan oleh bapanya Hujah Maimun mengaji kepada mualim Subyan.
(Hikayat Bayan Budiman)
27. Kebiasaan orang tua untuk menyekolahkan atau mengikutkan anaknya kepada guru tertentu pada jaman dahulu adalah termasuk….
A. nilai moral
B. nilai religi
C. nilai adat
D. nilai social
E. nilai humanities
Maka raja gajah pun heranlah, seraya katanya,”Ada juga rupanya kebesaran pelanduk jenaka itu maka segala isi rimba takluk kepadanya itu. Maka jikalau demikian, baiklah aku coba kesaktian dan ilmunya itu. Jika aku kalah olehnya, takluklah aku kepadanya dan jika aku menang, niscaya aku dipuji oleh segala rimba ini.”
(Hikayat Pelanduk Jenaka Menundukkan Raja Gajah)
28. Berdasarkan penggalan hikayat di atas, watak tokoh raja gajah adalah….
A. tinggi hati
B. sabar
C. jenaka
D. besar kepala
E. alim
29. Dari penggalan hikayat pada soal nomor 28 di atas, nilai moral yang positif yang dapat kita ambil adalah…
A. Kita harus berbangga hati.
B. Kita harus tunduk kepada orang lain.
C. Kita harus percaya pada diri sendiri.
D. Kita harus menepati janji yang kita ucapkan.
E. Jangan meremehkan orang lain.
Penggalan drama berikut untuk soal nomor 30 - 32
….
Kutipan pertama
Sutopo : (berhenti menulis memandang Citra) Makin lama makin cepat juga mengetik, Dik.
Citra : (agak malu) Kapan Mas yang jadi guruku?
Sutopo : (tersenyum) Ya, kita akan bekerja lagi sekuat tenaga kita, Dik. Sudah empat bulan pabrik kita terhenti, karena perang. Sekarang Pemerintah Balatentara memberi lagi kesempatan seluas-luasnya untuk bekerja terus. Zaman pembangunan sudah datang.
Citra : Mas suka mempermain-mainkan aku. Mana pula aku akan dapat menolong, aku cuma anak desa yang bodoh, dilahirkan untuk bekerja di dapur. Aku cuma anak pungut.
(Citra, Usmar Ismail)
30. Dari penggalan naskah drama di atas, watak tokoh Citra adalah….
A. rendah diri
B. rendah hati
C. pemarah
D. tidak pernah puas
E. mengalah
31. Konflik yang mendasari penggalan drama di atas adalah…
A. Pemberhentian pabrik Sutopo oleh Pemerintah Balatentara.
B. Sutopo sudah empat bulan tidak bekerja.
C. Citra yang tidak pernah membantah Sutopo.
D. Ketidakpercayaan Citra terhadap Sutopo.
E. Sutopo telah berselingkuh dengan Citra.
32. Amanat yang dapat kita ambil dari penggalan drama di atas adalah…
A. Mencari pekerjaan lain begitu di-PHK.
B. Selalu belajar.
C. Sadar terhadap perkembangan jaman.
D. Menjadi istri yang baik.
E. Pentang menyerah dan bekerja keras.
Penggalan drama berikut untuk soal nomor 33 - 34
….
Tempat ketjelakaan itu didjaga oleh seorang agen polisi jang mundar-mandir mengawasi segala-galanja. Dari belakang keliatan samar-samar masuk seorang perempuan bertudung hitam, membungkuk-bungkuk seolah-olah dan mentjari-tjari sesuatu. Tiba-tiba ia membungkuk tjepat, meraba-raba dalam abu, lalu mengeluarkan sebuah buku ketjil jang rupanja luput dari api. Pada waktu itu masuk agen polisi tadi.
Agen polisi : (berseru) Hai siapa itu?
Perempuan : (seolah-olah tidak mendengar mulai membalik-balik buku itu di dekat lampu)
….
(Usmar Ismail, Api)
33. Latar dari penggalan drama di atas adalah….
A. tempat kecelakaan mobil
B. tempat pembuanagn sampah
C. tempat kebakaran
D. tempat kecelakaan
E. kantor polisi
34. Dari penggalan drama di atas suasana yang tergambar adalah….
A. ramai
B. hening
C. menegangkan
D. mengerikan
E. mengharukan
Penggalan drama berikut untuk soal nomor 35 dan 36
Ibu : (Datang mendekati anaknya yang berbaring di dipan. Dipegangnya dahi anaknya, kemudian menggeleng-geleng) “ Belum juga berkurang!”
Ayah : (Yang berada di belakang istrinya) “ Bagaimana, Bu, sudah berkurang panasnya?”
Ibu : “ Saya heran, Pak! Apa sebenarnya penyakit anak ini? Anak kita satu-satunya.”
Ayah : “ Kalau melihat ia sering mengigau itu … nampaknya ada hubungannya dengan peristiwa kematian Kusnadi.”
Ibu : “ Sssst! Jangan dihubung-hubungkan dengan itu, Pak!”
Ayah : “ Mungkin ia takut pada hantunya, Bu. Karena sudah beberapa kali ia diganggunya.”
………
(Himpunan Materi Seni Sastra)
35. Watak tokoh ayah dalam penggalan drama di atas adalah ….
A. percaya pada takhayul
B. penakut
C. tidak bisa diam
D. mudah cemas
E. pemberani
36. Suasana yang tampak pada penggalan drama di atas adalah….
A. mengharukan
B. menegangkan
C. menyedihkan
D. menakutkan
E. menyenangkan
37. Penulisan Aku belajar agar menjadi anak pandai yang benar adalah...
A.
B.
C.
D.
E.
38. Penulisan kata ulang berkejar-kejaran, berlari-larian, berkilau-kilauan yang benar adalah ...
A.
B.
C.
D.
E. .
39. Penulisan matahari terbit ketika kokok ayam bersahut-sahutan yang benar adalah ...
A.
B.
C.
D.
E.
40. Hasil dari ١٤٣٧ + ٨٢١ adalah …
A. 2199
B. 9647
C. 9192
D. 7469
E. 2258
Selengkapnya...